SELAMAT DATANG DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM BUSTANUL ULUM LARANGAN BADUNG PALENGAAN PAMEKASAN MADURA

Jumat, 01 Februari 2013

Panduan Tata Cara Jamak & Qashar


PENDAHULUAN
            Shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap manusia selama mereka masih hidup dan sempurna akalnya. Dengan mewajibkan sholat bukan berarti Allah swt ingin memberatkan hamba-Nya, melainkan kewajiban itu adalah wujud kasih sayang yang diberikan Allah agar manusia senantiasa ingat akan penciptanya serta tidak lupa tugasnya sebagai kholifah yang harus selalu menyembah  kepada Allah, sebagaimana Firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ} [الذَّارِيَاتِ:56] .
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Ad-Dzaariyaat:56)

Bukti bahwa Allah tidak memberatkan hambanya dengan kewajiban shalat, ialah Allah tidak akan memaksa hambanya yang lemah seperti anak kecil dan orang gila misalnya. Begitu juga bagi orang sakit, Allah memberikan keringanan kepadanya dengan memperbolehkan shalat sambil duduk bahkan jika tidak mampu duduk ia diperbolehkan shalat sambil tidur. Begitu juga bagi orang yang sedang berperjalanan, ia diberikan dispensasi (keringanan) oleh Allah untuk menjamak (mengumpulkan dua sholat dalam satu waktu) atau meng-qashar (memendekkan raka’at shalat) yang hal itu bertujuan agar para hamba tidak merasa terbebani dan merasa berat dalam menyembah Allah swt.
            Begitulah agama Islam yang ajarannya tidak pernah  memberatkan dan selalu disesuaikan dengan kemampuan manusia. Sebagimana Allah tegaskan:
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ [سورة الحج: 78]
Artinya: Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (QS. Al-Haj:78)
 يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ [سورة البقرة: 185]
Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.(QS. Al-Baqarah:185)

PENGERTIAN SHALAT JAMAK & QAHSAR
Jamak
Secara bahasa jamak mempunyai arti mengumpulkan. Namun yang dimaksud di sini adalah mengumpulkan dua shalat dalam satu waktu. Semisal mengerjakan shalat dzuhur pada waktu ashar atau mengerjakan shalat maghrib di waktu isya’.

Qashar
            Secara bahasa qashar adalah memperpendek atau meringkas. Namun yang dimaksud qashar dalam shalat, ialah memperpendek raka’at shalat. Semisal shalat dzuhur yang biasanya dilakukan empat raka’at namun diringkas menjadi dua raka’at.

Jamak Qashar
Jamak Qashar adalah shalat yang dilakukan dengan cara dikumpulkan serta diringkas, sesuai dengan syarat dan ketentuan. .

ILLAT ATAU ALASAN DIPERBOLEHKAN MENJAMAK & MENQASHAR
            Sebab atau alasan diperbolehkan melakukan jamak & qashar adalah dikarenakan adanya perjalanan yang cukup jauh. Bukan dikarenakan kesulitan (مشقة ) yang menimpa seseorang di waktu perjalanan. Sebab jika yang dijadikan alasan adalah adanya kesulitan, niscaya bagi seseorang yang melakukan perjalanan yang tidak sampai menempuh jarak 82 km namun menemukan kesulitan, hal itu akan diperbolehkan. Padahal biasanya jika jarak yang ditempuh tidak sampai 82 km itu tidak akan sampai melelahkan. Sedangkan batasan kesulitan (مشقة) itu masih relatif dan tidak jelas. Maka kemudian, mayoritas ulama’ sepakat bahwa yang menjadi alasan terkuat diperbolehkan menjamak dan men-qoshar adalah adanya perjalanan yang sampai menempuh jarak sekitar 82 km, baik itu melelahkan (menyulitkan) atau tidak. Hal itu dikarenakan pada umumnya seseorang yang menempuh jarak itu akan merasakan kelalahan.
            Dengan demikian pula, maka bagi seseorang yang melakukan perjalanan dengan menggunakan transportasi (kendaraan) yang sangat cepat (pesawat dll.) walaupun tidak sampai melelahkan menyulitkan namun menempuh jarak yang cukup jauh, itu tetap diperbolehkan menjamak dan men-qashar shalat.

SEBAB DIPEREEBOLEHKAN MEJAMAK & MENQASHAR
Diantara sebab diperbolehkan menjamak atau mengqashar sholat ialah:
  • Jarak perjalanan yang ditemupuh -+82 km (berangkatnya saja, bukan pulang pergi)
  • Perjalanannya mempunyai tujuan yang jelas
  • Perjalanannya bukan perjalanan maksiat. (العاصي بالسفر) (bukan untuk mencuri, membunuh misalnya). Kecuali jika maksiatnya ditemukan ditengah perjalanan  (العاصي في السفر). Maka itu tetap diperbolehkan.
  • Sudah keluar dari batas desa yang ditempati

Macam-Macam Jamak
Jamak ada 2 macam:
  1. Jamak taqdim: Mengumpulakan 2 shalat dan dikerjakan pada waktu pertama.
  2. Jamak ta’khir: Mengumpulkan 2 shalat dan dikerjakan pada waktu yang kedua
Contoh: Jika menjamak shalat dzuhur dengan ashar dan dikerjakan pada waktu dzuhur, maka itu dinamakan jamak taqdim. Sebaliknya, jika dilakukan pada waktu ashar, maka dinamakan jamak ta’khir.
Syarat-Syarat Jamak Taqdim
  1. Memulai dengan melakukan shalat yang pertama (tartib)
  2. Niat menjamak pada waktu takbiratul ihram.
  3. Tidak memisah antara shalat yang pertama dan shalat yang kedua dengan waktu yang cukup lama.
  4. Masih dalam keadaan perjalanan
  5. Tersisanya waktu shalat pertama hingga waktu shalat kedua.
  6. Shanya shalat yang pertama


Syarat-Syarat Jamak Ta’khir
  1. Berniat untuk menjamak sebelum habis waktu shalat yang pertama.
  2. Masih dalam perjalanan hingga masuk pada takbiratul ihram shalat yang kedua.

Catatan:
Dalam jamak ta’khir tidak diwajibkan tartib, serta tidak wajib niat jamak, juga diperbolehkan memisah shalat

Syarat-Syarat Mengqashar Shalat
Syarat diperbolehkannya meng-qashar anatara lain:                                      
  1. Shlalatnya harus berupa shalat yang mempunyai 4 raka’at (Dzuhur, Ashar, Isya’)
  2. Shalat yang di qashar adalah shalat mu’ada’ (bukan shalat qadlo’)
  3. Niat meng-qashar pada waktu takbiratul ihram.
  4. Tidak bermakmum pada orang yang tidak meng-qashar shalatnya.

LAFADZ-LAFADZ NIAT QASHAR & JAMAK
Shalat Qashar
اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ/العَصْرِ/العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا لِلََّهِ تَعَالَى
Jamak Taqdim
اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ الْعَصْرُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّهِ تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ الظُّهْرُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّهِ تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ العِشَاءُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّهِ تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ العِشَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ المَغْرِبُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Jamak Ta’khir
اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ الْعَصْرُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ الظُّهْرُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ العِشَاءُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ العِشَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ المَغْرِبُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Jamak Taqdim & Qashar
اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ العَصْرُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لله تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ الظُّهْرُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لله تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ العِشَاءُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّهِ تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ المَغْرِبُ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لله تَعَالَى
Jamak Ta’khir & Qashar
اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ العَصْرُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لله تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ الظُّهْرُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لله تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ العِشَاءُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى
اُصَلِّيْ فَرْضَ العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ المَغْرِبُ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لله تَعَالَى


** Dipersentasikan di Bustanul Ulum Larangan Badung pada tanggal 28 September 2012
Oleh : Ust. Qomaruddin

6 komentar: